JAKARTA--MI: Wakil Presiden Boediono menyatakan kebijakan energi nasional akan diubah dari sekedar memenuhi penerimaan negara (revenue objective) menjadi pendukung utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (economic growth objective).
Pasalnya sektor minyak dan gas (migas) sebelumnya berperan penting sebagai sumber penerimaan negara dan sumber devisa. Namun akhir-akhir ini peran tersebut telah berubah dan akan diambil pada posisi awalnya oleh migas sebagai bagian energy support.
"Sektor migas pernah menjadi 2/3 dari komoditas ekspor Indonesia dan 2/3 dari sumber penerimaan negara," kata Boediono pada acara pembukaan Konvensi Minyak dan Gas Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-34 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (18/5).
Wapres menilai, peranan migas berubah dengan cepat meski tetap meninggalkan perubahan yang sangat penting di anggaran kita dan ekspor kita. Saat ini penerimaan negara yang berasal dari migas masih 19 persen penerimaan berasal dari migas, 17 persen total ekspor berasal dari migas.
"Kalau tahun 70-an kebutuhan akan policy (kebijakan) migas atau yang lebih luas policy soal energi yang detil tidak terlalu mendesak. Saat ini situasinya berbeda, sektor migas dan energi kita tumbuh sangat-sangat pesat, sehingga memerlukan perhatian yang khusus. Kita membutuhkan sistem yang efisien untuk kelanjutan pertumbuhan ekonomi kita di masa depan," katanya. Sebab, kata dia, tidak ada ekonomi yang tumbuh tanpa didukung energi yang cukup.
"Yang ingin saya garisbawahi adalah perubahan paradigma dari policy kita dan ini jadi policy yang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang panjang," katanya.
Boediono juga menegaskan bahwa kebijakan migas yang dibuat harus menunjukkan keberpihakan pada industri dalam negeri. "Memang harus ada keberpihakan, paling tidak di tingkat awal," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah akan membuat suatu sistem energi nasional yang berkelanjutan. Salah satu perbaikan yang menjadi perhatian pemerintah, terutama di sektor gas, adalah infrastruktur. "Kenapa effective demand tidak ada, walau ada potential demand? Karena kita mengesampingkan infrastruktur gas, seperti gas city (kota gas). Ini banyak sekali potensinya," tutur Boediono.
Sumber: Mediaindonesia.com
Komentar:
saya sagat setuju sekali dengan apa yang telah di utarakan oleh bapak Wapres. memang akhir-akhir ini kebutuhan akan energi semakin besar jadi kita sebagai sebuah negara harus memberikan perhatian lebih atas kekayaan alam yang kita miliki dengan begitu kita akan bisa memanfaatkan energi yang kita punya untuk membangun negara kita.
perubahan kebijakan energi ini juga masih harus membutuhkan pembahasan lebih lanjut untuk melakukan perbaikan atas kebijakan dimasa lalu yang bisa menyumbangkan 2/3 untuk penerimanaan negara, mungkin saja masih ada perbaikan kebijakan sehingga dapat meningkatkan sumbangan atas penerimaan negara.
About Me
Followers
Labels List Numbered
- ACL
- Akt. Pemerintahan
- Akuntansi
- AkuntansiInternasional
- akuntansilanjut2
- Akuntansipajak
- Audit
- Bahasa Indonesia
- Browser
- Disclosure
- Global Warming
- Home
- Info Perbankan
- Internet
- Islami
- Kuliah
- Manajemen Portofolio
- Manajemen Risiko
- Materi Kuliah
- Mixed
- music
- News
- News Ekonomi
- Paper
- Perilaku Organisasi
- PSAK Konvergensi IFRS
- Regresi
- Software
- Sport News
- SPSS
- Tax Amnesty
- Teknologi
- Tugas
- Wajah Indonesia
Popular Posts
-
PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (JOIN PRODUCT AND BY PRODUCT) PENDAHULUAN Pada banyak perusahaan manufaktur, suatu proses produk...
-
Kode Mnemonik ( Mnemonic Code ) Kode mnemonik digunakan untuk tujuan supaya mudah diingat. Kode ini dibuat dengan dasar singkatan atau men...
-
Akhiruddin 20207082 4EB01 University Gunadarma PENDAHULUAN Akhir-akhir ini IFRS menjadi hot issue bagi akuntansi , top manajem...
-
Di dalam chapter ini, kita akan mendiskusikan bagaimana seorang manajer dapat me manage diversity di dalam sebuah organisasi. Diversity man...
-
Pelaporan keuangan Segmen Definisi Segmen Segmen peusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili kegiatan usaha ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar