PENDAHULUAN
1. Pengertian Analisis Fundamental
Suatu analisis yang dilakukan berdasarkan data – data ekonomi dan kinerja perusahaan. Analisis fundamental dilakukan untuk mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya, seperti aktiva, laba, deviden, prospek manajemen perusahaan), yaitu dengan mengidentifikasi saham mana saja yang memiliki prospek yang baik di masa depan atau mengidentifikasi saham mana saja yang mispriced di padar.
Ada beberapa pendapat mengenai analisis fundamental:
a. Menurut Tjiptono (2006, pp. 189) mengatakan bahwa analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi mikro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.
b. Menurut Justarina (1991, pp. 84), analsisi fundamental adalah suatu analisa yang dilakukan dan ditujukan pada aspek – aspek yang fundamental dari suatu perusahaan yang terjun ke pasar modal.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis fundamental bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi atau memproyeksikan nilai dari suatu saham yang nanatinya hasil analisis ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Suatu saham bisa dikatan berada dalam posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan berada dalam posisi undervalue bila harga pasar dari suatu saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang semestinya dan sebaliknya jika harga pasar suatu saham lebih besar dari nilai wajarnya atau nilai semestinya berarti saham tersebut sedang berada dalam posisi overvalue.
Menurut Husnan (1998, pp. 303) para analis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara:
1. Mengestimasi nilai faktor – faktor fundamental yang memperngaruhi harga saham di masa yang akan datang
2. Menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham
PEMBAHASAN
Analisis laporan keuangan adalah penelaahan untuk dapat memberikan gambaran dari suatu laporan keuangan dan menentukan posisi keuangan maupun hasil operasi serta perkembangan perusahaan.
Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan adalah karena dengan analisis tersebut akan diperoleh seua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
2. Jenis Analisis Laporan Keuangan
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
1. Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini, perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya
Aktiva Lancar
Current Ratio = ------------------------
Kewajiban Lancar
2. Quick Ratio
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid).
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Rasio = -----------------------------------
Hutang lancar
3. Cash Ratio
Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan efek.
Kas + efek
Cash Ratio = ---------------------
Hutang Lancar
4. Net Working Capital
Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.
Net working capital = Aktiva lancar – Hutang lancar
Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.
1. Total Debt to Total Capital Assets Rasio (Debt Ratio)
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditor. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
Total Hutang
Total Debt to Ratio = --------------------
Total Aktiva
2. Total Debt to Equity Ratio
Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
Total Hutang
Debt Equity Ratio = ------------------
Total Modal sendiri
3. Time Interest Earned
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).
Laba Operasi
Time Interest Earned= ------------------------------
Total biaya bunga setahun
4. Fixed Charge Coverage Ratio
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.
EBIT + Bunga + Pembayaran Sewa
Fixed Charge Coverage= ----------------------------------------
Fixed Charge Coverage= ----------------------------------------
(Bunga + Pembayaran Sewa)
5. Debt Service Coverage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhu beban tetapnya termasuk pembayaran angsuran pokok
EBIT
EBIT
Debt Service Coverage = ---------------------------------------
(Bunga+Sewa+(Angsuran Pokok Pinjaman/1-Tarif Pajak)
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
1. Average Collection Period
Average Collection Period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.
Piutang x 365 hari
Average collection period = --------------------------
Penjualan kredit
2. Inventory Turn Over
Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.
Harga Pokok Penjualan
Inventory turn over = --------------------------
Persediaan
3. Total Fixed Asset Turn Over
Total fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
Penjualan bersih
Total Fixed Asset Turn over = --------------------
aktiva tetap
4. Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over)
Account receiveble turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.
Penjualan kredit
Account Receiveble Turn Over = -----------------
Piutang
5. Total Assets Turn Over
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Penjualan
Total Assets Turn Over= ----------------------
Total Aktiva
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
1. Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap penjualan bersih perusahaan.
Laba Usaha
Operating profit margin = -------------------
Penjualan Bersih
2. Net Profit Margin
Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
Laba bersih setelah pajak
Net Profit Margin = -------------------------
Penjualan bersih
3. Return on Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
EAT
Return on asset (ROA) = -------------------------
Total Aset
4. Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditor.
EAT
Return on Equity (ROE) = ---------------------------------------
Total modal pemegang saham
5. Rate Of Return For The Owners
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga makin besar.
Laba Setelah Pajak
Rate Of Return For The Owners = --------------------------
Modal Sendiri
6. Return Of Investment (ROI)
Menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
Laba Setelah Pajak
Laba Setelah Pajak
Return Of Investment (ROI) = ---------------------------
Total Aktiva
Total Aktiva
7. Gross Profit Margin
Gross profit margin mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
Laba Bruto
Gross profit margin = -----------------------
Penjualan bersih
8. Earning Power
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.
EBIT
Earning Power = --------------------
Total Akitva
mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.
1. Earning per Share
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.
EAT - Dividen Saham Preferen
Earning per Share = -------------------------------------
Total saham yang diterbitkan
2. Price Earning Ratio
PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.
Harga Pasar per saham
PER = --------------------------------
EPS
3. Dividen Yield
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen per saham
Dividen Yield = ------------------------
Harga per saham
4. Dividend Pay out ratio
Dividen pay out ratio menunjukkan sampai tingkat mana EPS didistribusikan dalam bentuk dividen.
Dividen per saham
Dividend Pay out ratio = ----------------------
Earning per share
5. Book value per Share
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity atas setiap saham yang diterbitkan.
Total Ekuitas
Total Ekuitas
Book value per share = -----------------------------
Jumlah saham yang diterbitkan
2.5.3 Menentukan Nilai Intrinsik Saham
a. Model Nilai Buku (Book Value Model)
Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang merupakan hak para pemegang saham.
Total Asset – total liability – preffered stock
P = ----------------------------------------------------------
Number of shares of commond stocks outstanding
P : Nilai intrinsik per lembar Saham Biasa
Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya.
b. Model Nilai Likuiditas (Liquidation Value Model).
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena menggunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang
Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan yang diterima investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham.
Model diskonto deviden untuk menghitung nilai intrinsik saham sebagai berikut:
D1 D2 D~
Po = ------------ + ------------- + -------------
(1+Ke) (1+Ke)2 (1+Ke)~
Keterangan :
Po = harga teoritis saham pada periode ke 0
D = besarnya dividen per lembar saham
ke = required rate of return (ROR)
D1+(P1-P0)
ROR = ----------------- x 100%
P0
Keterangan :
D1 : Dividen
P1 : Harga pasar saham pada tahun pertama
P0 : Harga pasar saham pada saat pembelian (Harga Perolehan)
Beberapa kasus sering ditemui dalam besarnya nilai dividen yang dibayarkan. Beberapa perusahaan membayar dividen dengan besarnya yang teratur dan beberapa perusahaan yang lain membayar dividen dengan nilai yang konstan yang sama dari waktu ke waktu (disebut juga dengan dividen tidak bertumbuh atau pertumbuhan nol) dan beberapa perusahaan lainnya bahkan membayar dividen yang selalu naik dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.
a. Pembayaran dividen tidak teratur
Beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan pada periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali. Untuk kasus ini rumus sebelumnya dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa.
b. Dividen konstan tidak bertumbuh
Jika perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham sebagai berikut :
D D D
Po = ------------ + ------------- + -------------
(1+Ke) (1+Ke)2 (1+Ke)~
Dan dapat disederhanakan sebagai berikut:
D
Po = ----------
Ke
Dividen konstan biasanya dilakukan untuk menilai saham preferen karena dividen saham preferen biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya.
c. Pertumbuhan dividen yang konstan
Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus deviden yang bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika dividen periode awal adalah D0, maka dividen periode kesatu adalah D0(1+g) dan periode kedua adalah sebesar D0 (1+g) (1+g) atau D0 (1+g)^2 dan seterusnya. Untuk kasus pembayaran dividen yang bertumbuh secara konstan, rumus nilai intrinsik saham sebagai berikut :
Do (1+g) Do(1+g)2 Do (1+g)~
Po = --------------- + -------------- + …+ -----------------
(1 + Ke) (1+Ke)2 (1+Ke)~
Keterangan :
Do : dividen per lembar saham pada periode ke 0
g : tingkat pertumbuhan dividen
Rumus disederhanakan menjadi:
Do(1+g) g = (1- Payout Ratio) * ROE
Po = ---------------
(k-g)
Do(1+g)
Ke = -------------
P
Asumsi dasar dari model ini adalah Ke harus lebih besar dari g. Jika Ke lebih kecil dari g, maka nilai intrinsik saham manjadi negatif yang merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham. Demikian juga jika Ke sama besar dengan g, maka (k-g) akan sama dengan nol dan akibatnya nilai intrinsik saham akan sangat besar sekali bernilai tak terhingga yang juga merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham.
c. Model Rasio Harga (Price/ Earning Ratio Model) :
Pendekatan price earning ratio dicari melalui rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham, pendekatan ini sering digunakan oleh para analis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.
Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba.
P = PER industri x Firm expected earning per share (EPS)
Awalnya rumus ini berasal dari rumus PER yaitu :
P
PER : ------------
EPS
Keterangan :
P : Harga saham saat ini
EPS : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini.
Contoh Analisis Fundamental
PT. Aqua Golden Mississippi
Tahun 2009 dan 2008
Rasio Keuangan | 2008 | 2009 |
Ratio Likuiditas Current Ratio Qucik Ratio Cash Ratio Net Working Capital Ratio Solvabilitas Debt Ratio Debt Equity Ratio Time Interest Earned FCRR DSC Ratio Aktivitas ACP Inventory Turn Over TFATO ARTO TATO Ratio Profitabilitas Common Stock Ratio Earning per Share Price Earning Ratio Devidend Yield Devidend Yield Devidend Pay Out Ratio | 7,82 7,51 0,72 576.050 0,41 0,71 330,92 331,92 238,74 81,30 83,90 6,80 4,49 2,32 0,04 0,03 0,08 0,14 0,05 0,09 6.255 25,86 1000 0 0,16 | 6,33 6,15 1,87 657.290 0,42 0,42 283,96 284,96 238,74 59,33 113,51 7,45 6,15 2,38 0,04 0,03 0,08 0,15 0,06 0,11 7.287 20,30 1200 1,2 0,16 |
KESIMPULAN
Yang merupakan inti dilakukannya analisis fundamental adalah untuk menjadi acuan dalam pengambilan keputusan investasi saham. Setelah dilakukan analisis fundamental, selanjutnya adalah pengambilan keputusan. Berikut ini indikatornya:
Tabel 2.1
Pedoman Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Analisis Fundamental
Keterangan | Hasil Perbadingan | Keputusan |
Harga pasar saham < Nilai intrinsik | Dihargai terlalu rendah (Undervalue) | Dibeli (Buy) atau Ditahan (Hold) |
Harga saham pasar > Nilai intrinsik | Dihargai terlalu tinggi (Overvalue) | Dijual (sell) |
Harga saham pasar = Nilai intrinsik | Harga seimbang | Ditahan (Hold) |
1. Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya (undervalue), maka saham tersebut harus dibeli atau ditahan sementara (buy or hold) dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.
2. Jika harga pasar saham lebih besar dari nilainya (overvalue), maka saham tersebut harus dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun untuk menyesuaikan dengan nilainya.
3. Jika harga pasar saham sama dengan nilainya, maka saham tersebut dalam kondisi keseimbangan, sehingga jangan melakukan transaksi (hold). Tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Rinasari. 2003. Analisis Dasar Investasi (Analisis Fundamental). Universitas Gunadarma
Romauli, Feronica. 2010. Analisis Fundamental. Penelitian Ilmiah. Universitas Gunadarma
bos ada password buat bs download cth skripsi di universitas gunadarma nggak y??
BalasHapusoo tidak ada bos, kalo mau bisa langsung datang ke perpustakaan univ. gunadarma. soal'a disana tersedia dalam bentuk ebook
BalasHapus