Risiko reputasi terdiri dari dua kata yaitu risiko dan reputasi. Pengertian risiko sudah banyak dikemukakan oleh para ahli dimana risiko diartikan sebagai kerugian yang diperoleh atas hasi yang dicapai. Secara matematis risiko dapat diartikan sebagai selisih antara hasil yang dicapai dengan ekspektasi yang diharapkan.
Kata kedua yakni reputasi, reputasi merupakan pembahasan yang abstrak karena reputasi berkaitan dengan persepsi dari pihak lain diluar diri kita. Reputasi ini sangat tergantung pada persepsi dari pihak lain kepada kita. Reputasi tidak bisa dibangun dalam sekejap, umumnya reputasi dibangun dengan tindakan yang sangat lama.
Resiko reputasi berkaitan dengan potensi hancurnya nama baik perusahaan karena ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola kinerja dan komunikasi dengan dengan pihak eksternal, khususnya mereka yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan.
Cara mengukur Risiko Reputasi
Terdapat kesulitan teknis mengenai pengukuran besarnya risiko reputasi. Setiap eksposure terhadap pihak luar sangat rentan terhadap reputasi. Jika dilihat dari aktivitas sehari-hari, penurunan dari pendapatan (penjualan) perusahaan akibat terjadinya penurunan risiko. Misalnya, ada aktivitas yang membuat reputasi mengalami penurunan. Maka, perusahaan bias melihat penjualan dalam semunggu setelah kejadian yang membuat reputasi menurun. Penurunan penjualan merupakan salah satu cara untuk mengukur kerugian yang dialami.
Bagaimana Sikap Perusahaan
Penanganan atau identifikasi risiko reputasi dengan melakukan diskusi merupakan sebuah alat yang sederhana agar reputasi bisa diatasi secepatnya. Tindakan melakukan diskusi dan melihat persepsi pihak lain tentang reputasi sangat penting bagi perusahaan yang ingin memahami risiko reputasi yang sedang dihadapi perusahaan. Diskusi ini dapat dilakukan dengan membentuk satu bagian kehumasan dimana kehumasan memiliki peranan menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan.
Disamping itu kehumasan juga berperan sebagai pihak penjelas terhadap berita bersifat negative, baik berita negative yang hanya sekedar gossip maupun benar-benar ada dukungan data atau fakta tentang kejadian tersebut. Keberhasilan dalam mengatasi gosip tanpa fakta sangat tergantung pada sejauh mana kopentensi staff kehumasan dalam menyampaikan berita secara menarik sehingga menarik minat pihak-pihak yang memiliki akses penyebaran informasi.
Selain itu faktor lain sebagai penentu keberhasilan mengatasi gossip tanpa fakta adalah tingkat efisiensi pasar. Efisiensi pasar berkaitan dengan kemampuan pasar dalam menyalurkan informasi ke pihak-pihak yang berkepentingan. Semakin efisien pelaku pasar semakin mudah mendapatkan informasi dengan biaya yang lebih murah.
Keuntungan
Seseorang atau pihak yang memiliki reputasi yang baik akan mendapatkan keuntungan atau kemudahan dengan reputasi yang dimilikinya. Pihak lain tanpa disadari akan membantu pihak yang mempunyai reputasi baik itu agar aktivitas yang sedang dilakukan oleh pihak yang memiliki reputasi baik bisa berjalan dengan lancar dan bagus sekali. Bantuan yang diberikan bukan karena adanya kekurangan, melainkan proses aktivitas yang dilakukan akan dibantu agar selesai dengan baik.
Bibi (2011) dari Bibi Consulting Inc menyatakan, jika dikaitkan dengan bisnis, reputasi merupakan jiwa dari bisnis tersebut. Artinya, bisnis itu tidak akan berjalan jika tak mempunyai reputasi. Kita bisa melihat perusahaan-perusahaan besar yang saat ini sudah beroperasi dengan baik dan sudah dianggap mempunyai reputasi yang baik. Bisa diperhatikan BCA yang dianggap sebagai bank sistem pembayar di Indonesia dibangun bukan dengan sekejap, tetapi dibangun sejak beberapa puluh tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar