Di dalam chapter ini, kita akan mendiskusikan bagaimana seorang manajer dapat me manage diversity di dalam sebuah organisasi. Diversity management membuat setiap orang lebih aware dan sensitive akan kebutuhan dan perbedaan yang orang lain miliki.
Attracting, Selecting, Developing, And Retaining Diverse Employee
Salah satu metode untuk memaksimalkan keragaman tenaga kerja adalah dengan cara mengenal baik karakteristik dan budaya tenaga kerja berdasarkan daerah demografis nya, seperti contoh apabila ingin merekrut seseorang yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi, pekerja keras, dan dapat diandalkan, organisasi atau perusahaan dapat melakukan tes perekrutan di universitas - universitas ternama, atau universitas yang lulusannya sudah mendapat nama baik bagi organisasi/perusahaan tersebut. Metode ini dapat berjalan sukses, dan terbukti dalam penelitian bahwa woman dan kaum minoritas mempunyai tingkat antusiasme lebih tinggi terhadapt perekrutan tenaga kerja yang terdapat diversity employees.
Proses perekrutan adalah tahap yang paling menentukan dalam usaha peragaman tenaga kerja. Manager yang merekrut pegawai harus adil dan objektif dalam memilih pegawai dan focus dalam potensial produktifitas oleh recruitment baru. Kesamaan kepribadian nampaknya akan mempengaruhi kemajuan karir. Orang yang memiliki kepribadian yang sama dengan rekan kerja nya lebih mungkin untuk dipromosikan daripada orang yang memiliki rekan yang kepribadiannya berbeda. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil tersebut adalah antara lain kebudayaan yang kolektif, kesamaan kepribadian dengan supervisor adalah hal terpenting untuk memprediksi kemajuan karir. sedangkan dalam budaya individualistis, kesamaan dengan rekan rekan jauh lebih penting. Hal ini tentu saja lebih menguntungkan kebudayaan yang kolektif.
Diversity In Groups
Mayoritas di tempat kerja kita, kita bekerja secara team atau per kelompok, apabila kita bekerja dalam kelompok, kita otomatis membutuhkan kerja sama dan komunikasi antar satu anggota kelompok dengan anggota kelompok yang lain. Apabila mereka merasakan kurangnya kebersamaan dan kekompakan dalam kelompok, maka tiap anggota kelompok tersebut akan merasa kurang nyaman.
Apakah keragaman dapat membantu hubungan team? Dalam beberapa kasus, keragaman bisa dapat membuat hancur organisasi, keragaman yang di jalin atas dasar ras, gender, dan ethnic, tidak membantu performance team atau pun mungkin dapat merusak kebersamaan team. Team yang di lingkupi oleh orang yang pintar, pekerja keras, dan tertarik bekerja di tim lah yang lebih efektif dalam meningkatkan performance team. Dapat disimpulkan bahwa dalam kasus ini keragaman atau diversity menjadi hal yang buruk, tetapi dalam kasus lain, keragaman dapat menjadi kekuatan sendiri bagi team, keragaman setiap anggota dalam hal ability dapat membuat team menjadi lebih komplit dan efektif.
Effective Diversity Programs
Organisasi menggunakan berbagai upaya untuk memanfaatkan keragaman, termasuk dalam program perekrutan dan seleksi kebijakan seperti yang telah kita bahas. Program tenaga kerja yang komprehensif dan efektif mengkategorikan keragaman menjadi 3 komponen yang berbeda. Pertama, mereka mengajarkan ke setiap manager tentang kerangka hokum untuk kesempatan kerja yang sama. Kedua, mereka mengajarkan kepada setiap manajer tentang bagaimana tenaga kerja yang beragam akan lebih mampu unttuk melayani pasar yang beragam dari pelanggan dan klien. Ketiga, mereka mendorong praktek pengembangan pribadi yang membawa keterampilan dan kemampuan semua pekerja, mengakui bagaimana perbedaan dalam perspektif dapat menjadi cara yang berharga untuk meningkatkan kinerja untuk semua orang.
Dalam praktiknya, keragaman merupakan suatu hal yang sangat sensitive, hal ini dapat saja membuat perbedaan antara pria dan wanita, perbedaan tiap ras, dan lain lain. Organisasi yang telah menerapkan keragaman tidak lagi melihat wanita sebagai kaum minoritas, tetapi memberi kesempatan yang seimbang dengan kaum pria.
Beberapa program keragaman akan efektif jika di representasikan dalam manajemen, hal tersebut termasuk strategi – strategi menilai atau mengukur representasi wanita dan minoritas dalam posisi di bagian managerial, dan terdapat manager yang bertanggung jawab yang akan mecapai peragaman managemen team secara demografis.. peneliti juga menyarankan agar pengalaman dalam melakukan peragaman akan condong untuk mencapai adaptasi yang positif di setiap bagian jika
- Tidak terdapat attitude – attitude buruk di setiap element managerial.
- Setiap element managerial termotivasi dan mampu menerima penilaian berbeda dari yang lainnya
- Masing – masing element managerial memandang pengalaman peragaman adalah suatu tekanan yang stereotype dan pemikiran generative.
- Pengalaman positif atas pemikiran yang stereotype secara berkala di ulang – ulang
Program peragaman berdasarkan prinsip – prinsip diatas cenderung lebih efektif daripada pembelajaran tradisional. Pemimpin organisasi harus memeriksa tenaga kerja mereka untuk menentukan apakah kelompok sasaran telah kurang dimanfaatkan. Jika kelompok karyawan tidak proporsional terwakili dalam Top Management, manager harus melihat setiap hambatan tersembunyi untuk kemajuan. Mereka sering dapat meningkatkan praktek recruitment, membuat system seleksi lebih transparen, dan memberikan pelatihan bagi karyawan yang tidak memiliki ability atau pengetahuan yang memadai untuk bahan tertentu sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar